Senin, 25 Februari 2008

APLIKASI ENZYME WONDER PADA USAHA PERTAMBAKAN

Saat ini, disetiap musim hujan seringkali para petambak mengeluhkan hasil dari panen mereka yang tidak maksimal. Hal itu disebabkan oleh curah hujan yang sangat tidak stabil dan derajat keasamannya (Ph) nya semakin rendah / asam, serta zat terlarutnya yang semakin beragam.
Enzyme Wonder dapat membantu memecahkan masalah yang sering menghinggapi para petambak ini, karena Enzyme Wonder adalah produk yang ramah lingkungan dan bukan terbuat dari deterjen, melainkan terbuat dari Enzyme.
Maka ada beberapa Metode penggunaan Magic Enzyme Wonder yang dapat dipakai untuk menanggulangi masalah tersebut, yaitu dengan cara :

APLIKASI ENZYME WONDER PADA AIR TAMBAK:

Sebelum Wonder diaplikasikan, maka untuk hasil yang lebih maksimal, terlebih dahulu perlu diketahui derajat keasaman air atau Ph air, untuk mengukur Ph dapat digunakan kertas lakmus atau Ph meter.
- Pada air tambak dengan Ph rendah <7, atau dengan Ph asam, maka Enzyme Wonder dapat dipergunakan untuk membantu menetralisir derajat keasaman air, aplikasinya dengan ditaburkan ke permukaan air tambak dan ditunggu reaksinya untuk kemudian diukur apakah Ph yang diinginkan telah tercapai
- Pada air tambak dengan tingkat polusi yang tinggi, maka Enzyme Wonder juga dapat diaplikasikan untuk membantu menurunkan kadar polusi air tambak, karena Enzyme Wonder mempunyai sifat mengikat zat polusi/polutant dan membantu menetralisirnya.

APLIKASI ENZYME WONDER PADA PAKAN IKAN
1. TOP DRESSING
Perbandingan yang dipergunakan pada 20 kg pellet atau pakan ikan. 2 liter air + 8 sendok Enzyme Wonder dicampur sampai benar – benar rata lalu didiamkan selama 15 menit.
Lalu campuran tersebut ditambahkan kembali dengan 1 butir telur ayam/angsa/bebek yang telah dikocok terlebih dahulu, dan campuran tersebut diaduk hingga merata.
Barulah campuran yang telah diaduk dengan telur tersebut dicampurkan kedalam 20 kg pellet / pakan ikan dan didiamkan selama 30 menit.
Setelah itu pakan siap untuk disebar / diberikan kepada ikan.
2. UP DRESSING
Pada prinsipnya cara yang digunakan sama seperti metode Top dressing tetapi tidak ditambahkan telur.

NOTE: - Hindarkan dari terik matahari langsung pada waktu pencampuran pakan ternak dengan Enzyme Wonder dan pengeringannya.

Jumat, 08 Februari 2008

Petunjuk Pemakaian Umum

Petunjuk Pemakaian Umum

Wonder Magic Enzyme Cleaner bekerja setelah dicampur dengan air, apabila digunakan dalam kondisi kering tidak akan berfungsi, sebagai contoh:
- 10gr (1 sendok makan) Wonder dicampurkan dgn 5 liter air, digunakan untuk pencucian
Sprei, Handuk (disarankan dgn air hangat), dan pakaian sehari-hari. Sisa hasil pencucian dapat disiramkan ke tanaman/tanah supaya lebih subur.
- 5gr Wonder dicampurkan dgn 5 liter air, digunakan untuk pencucian body mobil, lap meubel kayu/pelitur.
- 2gr Wonder dicampurkan dgn 5 liter air, digunakan untuk merawat atau membersihkan daun anggrek dan aneka tanaman

Wonder Magic Enzyme Cleaner dapat digunakan untuk aplikasi di:
- Hotel : membersihkan lampu kristal, karpet, handel pintu, Lantai, Laundry, Restaurant (peralatan makan), Dapur (alat - alat dapur), kain lap/serbet yang terkena noda sangat berat, dll
- Rumah Tangga : Perabot rumah tangga, alat alat dapur, plastik, kaca, logam, pakaian, dll
- Bengkel : Baju kerja dgn noda oli,cuci tangan, peralatan kerja, interior (jok kulit,oscar,kain), eksterior, berfungsi sebagai engine degreaser yg kuat tapi ramah lingkungan, metal, knalpot, velg, ban, dll
- Rumah Sakit : Sprei, kain, pakaian dengan noda darah, berjamur, lantai, limbah rumah sakit, dll
- Perhiasan : Kalung, gelang, anting, cincin, liontin, kacamata, arloji, bros, baik yang terbuat dari emas, perak, platina, berlian, intan (tidak mengikis atau mengurangi kadar/karat), dll
- Industri : Karat, Noda olli/minyak, kerak membandel, mesin, pipa, lantai, LIMBAH, dll.
- Jasa : Pembersihan AC (karena tidak beracun dan tidak korosif), Cleaning Service, Laundry, dll

Dosage/Takaran Pemakaian :
Noda Ringan : 1 sendok makan utk 10 liter air
Noda Sedang : 1 sendok makan utk 1 liter air
Noda Berat : 1 sendok makan utk 250ml air (disarankan memakai air hangat)

Tools/Peralatan :
Sponge, Heavy duty scours/sponge, steel wool, sikat, dll.

Catatan :
- Setelah aplikasi pembersihan dengan larutan Wonder Magic Enzyme Cleaner, dianjurkan untuk melakukan pembilasan merata pada objek dengan air bersih/lap basah.
- Wonder Magic Enzyme Cleaner merupakan pembersih yang terbuat dari enzyme, maka residu/limbah yang dihasilkan tidak berbahaya bagi lingkungan. Residu hasil pembersihan Wonder tidak perlu diolah melalui pengolahan khusus, karena residu berupa urea yang aman bagi lingkungan dan bermanfaat bagi tanaman.

Rabu, 06 Februari 2008

Aplikasi Wonder pada lantai dgn Noda oli





Wonder mampu mengurai minyak, baik itu oli,minyak pelumas, grease, gemuk, minyak goreng, minyak tanah. Jadi tepat digunakan di bengkel atau industri yang berhubungan dengan hal hal diatas.

Aplikasi Wonder untuk noda teh pada teko keramik



Selain noda teh, Wonder juga dapat diaplikasikan untuk membersihkan noda kopi tidak hanya di teko, tapi juga di gelas, cangkir, dll.

Aplikasi Wonder pada kain dengan noda darah





Contoh ini adalah penggunaan Wonder Magic Enzyme Cleaner pada kain yang baru terkena noda darah. Sehingga cukup dalam 1x pencucian Noda darah pada kain langsung bersih. Sedangkan pada kain dengan noda darah yang sudah lama, maka dibutuhkan beberapa kali proses pencucian untuk mengangkat noda darah.
Karena itu, Wonder sangat tepat digunakan di rumah sakit, ataupun klinik, karena efektif terhadap noda darah dan tidak menyebabkan warna menjadi luntur ataupun pudar.

Cara pemakaian Wonder Magic Enzyme Cleaner:
- Proses pencucian dengan menggunakan Wonder Magic Enzyme Cleaner sama dengan proses pencucian jika menggunakan deterjen pada umumnya, tetapi dengan jumlah pemakaian bubuk wonder yang lebih sedikit daripada deterjen.
- Untuk hasil lebih maksimal, proses pencucian dapat dilakukan dengan air hangat.

Wonder berfungsi sebagai Color Guard

alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5163691970032880226" /> Pada penggunaan air panas, Wonder lebih cemerlang warna hijaunya.
alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5163691970032880242" /> Pada penggunaan air biasa, Wonder lebih cemerlang warna hijaunya.
Proses menggunakan air panas akan mempercepat pengikisan warna pada deterjen biasa dan pada deterjen campuran

Selasa, 05 Februari 2008

Apa Polusi itu?

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
1. jumlahnya melebihi jumlah normal
2. berada pada waktu yang tidak tepat
3. berada pada tempat yang tidak tepat

Sifat polutan adalah:
1. merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi

2. merusak dalam jangka waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi
dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh
sampai tingkat yang merusak.

Macam-macam Pencemaran
Macam-macam pencemaran dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya, macam bahan pencemarnya, dan tingkat pencemaran.

a. Menurut tempat terjadinya
Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.

1. Pencemaran udara
Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut:
a. Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi,
bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara.


b. Gas CO dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak
berbau, bersifat racun, merupakan hash pembakaran yang tidak
sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam
udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat meng-
ganggu pernapasan. Selain itu, gas C02 yang terlalu berlebihan di
bumi dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi panas.
Pemanasan global di bumi akibat C02 disebut juga sebagai efek rumah
kaca.

c. Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair
membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat
mengganggu pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur,
virus, bulu, dan tepung sari juga dapat mengganggu kesehatan.


d. Batu bara yang mengandung sulfur melalui pembakaran akan meng-
hasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida ber$ama dengan udara serta
oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini
membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang
disebut hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada
manusia, hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan,
perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih.

Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian.

Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara.

2. Pencemaran air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut.

a. Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan
sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan
industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat
racun.

b. Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air
berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.

c. Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian
terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral
yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming
alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis
karena sinar matahari terhalang.

Salah satu bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut.

Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar.

3. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
a. sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng
b. detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit
diuraikan)
c. zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.

4. Polusi suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.

b. Menurut macam bahan pencemar
Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut.

1. Kimiawi; berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi),
pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
2. Biologi; berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba
coli, dan Salmonella thyposa.
3. Fisik; berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.

c. Menurut tingkat pencemaran
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :

1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada
panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada
ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang
menyebabkan mata pedih.
2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa)
di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi
cacat.
3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya
sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam
lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.
2. Parameter Pencemaran
Dengan mengetahui beberapa parameter yang ads pads daerah/kawasan penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum. Paramaterparameter yang merupakan indikator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut :
a. Parameter kimia
Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam
berat.
b. Parameter biokimia
Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu
jumlah oksigen dalam air. Cars pengukurannya adalah dengan
menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya
selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan
untuk mengukur banyaknya pencemar organik.

Menurut menteri kesehatan, kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3 ppm.

c. Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas.

d. Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton.

Senin, 04 Februari 2008

Daerah Aliran Sungai Kritis yang terpolusi


Tentang Deterjen lebih lanjut

Dikutip dari artikel BPOM-RI, 8 April 2004
DETERJEN

Kebersihan merupakan salah satu faktor penting bagi kesehatan masyarakat. Untuk menjaga kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal serta tempat umum dibutuhkan produk pembersih yang dapat diandalkan. Ibu rumah tangga, rumah sakit, sarana umum lain hingga hotel berbintang lima pasti menjadikan produk yang satu ini sebagai bagian kehidupan sehari-hari untuk mencuci pakaian maupun peralatan rumah tangga.

 Pengertian deterjen dan manfaatnya
Produk yang disebut deterjen ini merupakan pembersih sintetis yang terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan produk terdahulu yaitu sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.

Pada umumnya, deterjen mengandung bahan-bahan berikut:
1. Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan hydrophobe (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.
Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu:
a. Anionik : -Alkyl Benzene Sulfonate
-Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
-Alpha Olein Sulfonate (AOS)
b. Kationik : Garam Ammonium
c. Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
d. Amphoterik : Acyl Ethylenediamines

2. Builder (Permbentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
a. Phosphates : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
b. Acetates : - Nitril Tri Acetate (NTA)
- Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
c. Silicates : Zeolith
d. Citrates : Citrate acid

3. Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas.
Contoh : Sodium sulfate

4. Additives adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk.
Contoh : Enzyme, Borax, Sodium chloride, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).

Awalnya deterjen dikenal sebagai pembersih pakaian, namun kini meluas dalam bentuk produk-produk seperti:

1. Personal cleaning product, sebagai produk pembersih diri seperti sampo, sabun cuci tangan, dll.
2. Laundry, sebagai pencuci pakaian, merupakan produk deterjen yang paling populer di masyarakat.
3. Dishwashing product, sebagai pencuci alat-alat rumah tangga baik untuk penggunaan manual maupun mesin pencuci piring.
4. Household cleaner, sebagai pembersih rumah seperti pembersih lantai, pembersih bahan-bahan porselen, plastik, metal, gelas, dll.

Kemampuan deterjen untuk menghilangkan berbagai kotoran yang menempel pada kain atau objek lain, mengurangi keberadaan kuman dan bakteri yang menyebabkan infeksi dan meningkatkan umur pemakaian kain, karpet, alat-alat rumah tangga dan peralatan rumah lainnya, sudah tidak diragukan lagi. Oleh karena banyaknya manfaat penggunaan deterjen, sehingga menjadi bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat modern.

 Dampak negatif dibalik manfaat deterjen

Tanpa mengurangi makna manfaat deterjen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, harus diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada deterjen dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan maupun lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk deterjen yakni surfaktan dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap manusia dan lingkungannya.

Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami yamg ada pada permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kulit manusia hanya mampu memiliki toleransi kontak dengan bahan kima dengan kandungan 1 % LAS dan AOS dengan akibat iritasi ‘sedang’ pada kulit. Surfaktan kationik bersifat toksik jika tertelan dibandingkan dengan surfaktan anionik dan non-ionik. Sisa bahan surfaktan yang terdapat dalam deterjen dapat membentuk chlorbenzene pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM. Chlorbenzene merupakan senyawa kimia yang bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan.

Pada awalnya surfaktan jenis ABS banyak digunakan oleh industri deterjen. Namun karena ditemukan bukti-bukti bahwa ABS mempunyai risiko tinggi terhadap lingkungan, bahan ini sekarang telah digantikan dengan bahan lain yaitu LAS.

Ada dua ukuran yang digunakan untuk melihat sejauh mana produk kimia aman di lingkungan yaitu daya racun (toksisitas) dan daya urai (biodegradable). ABS dalam lingkungan mempunyai tingkat biodegradable sangat rendah, sehingga deterjen ini dikategorikan sebagai ‘non-biodegradable’. Dalam pengolahan limbah konvensional, ABS tidak dapat terurai, sekitar 50% bahan aktif ABS lolos dari pengolahan dan masuk dalam sistem pembuangan. Hal ini dapat menimbulkan masalah keracunan pada biota air dan penurunan kualitas air. LAS mempunyai karakteristik lebih baik, meskipun belum dapat dikatakan ramah lingkungan. LAS mempunyai gugus alkil lurus / tidak bercabang yang dengan mudah dapat diurai oleh mikroorganisme.

Dalam laporan lain disebutkan deterjen dalam badan air dapat merusak insang dan organ pernafasan ikan yang mengakibatkan toleransi ikan terhadap badan air yang kandungan oksigennya rendah menjadi menurun. Keberadaan busa-busa di permukaan air menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian.

Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam deterjen adalah phosphate. Phosphate memegang peranan penting dalam produk deterjen, sebagai softener air. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Berkat aksi softenernya, efektivitas dari daya cuci deterjen meningkat. Phosphate yang biasa dijumpai pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly Phosphate (STPP). Phosphate tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi dalam jumlah yang terlalu banyak, phosphate dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan di badan air, sehingga badan air kekurangan oksigen akibat dari pertumbuhan algae (phytoplankton) yang berlebihan yang merupakan makanan bakteri. Populasi bakteri yang berlebihan akan menggunakan oksigen yang terdapat dalam air sampai suatu saat terjadi kekurangan oksigen di badan air dan pada akhirnya justru membahayakan kehidupan mahluk air dan sekitarnya. Di beberapa negara, penggunaan phosphate dalam deterjen telah dilarang. Sebagai alternatif, telah dikembangkan penggunaan zeolite dan citrate sebagai builder dalam deterjen.

Pemilihan produk

Kesadaran masyarakat pengguna deterjen akan dampak dibalik manfaat deterjen perlu ditingkatkan. Peran serta masyarakat dalam mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan deterjen sangat diharapkan. Banyaknya pilihan produk yang diinformasikan melalui iklan memang bisa menguntungkan konsumen. Tetapi konsumen tetap perlu berhati-hati, karena kesalahan memilih produk akan merugikan konsumen sendiri.

Sebaiknya konsumen memilih deterjen yang pada kemasannya mencantumkan penandaan nama dagang, isi / netto, nama bahan aktif, nama dan alamat pabrik, nomor ijin edar, nomor kode produksi, kegunaan dan petunjuk penggunaan, juga tanda peringatan serta cara penanggulangan bila terjadi kecelakaan. Selain itu dianjurkan bagi konsumen untuk memilih produk yang mencantumkan bahan aktif yang lebih aman dan ramah lingkungan. Informasi mengenai produk ramah lingkungan dapat dilihat pada label baik berupa logo hijau maupun klaim ramah lingkungan. Selain itu produsen sebaiknya memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai produknya.




Takaran penggunaan deterjen

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh konsumen dalam menggunakan deterjen adalah cara penggunaan yang benar. Pada beberapa deterjen bubuk ternyata terdapat petunjuk yang tidak tepat. Yaitu ketika konsumen dianjurkan menggunakan takaran genggam. Hal ini sungguh berisiko karena deterjen bersifat basa yang berarti korosif terhadap kulit. Apalagi jika kulit pengguna bersifat sensitif, maka takaran deterjen yang menggunakan istilah ‘genggam’ tersebut akan langsung memberikan reaksi pada kulit berupa gatal, mengering dan pecah-pecah. Selain itu, takaran genggam bukan ukuran yang bersifat pasti, karena hanya berupa kira-kira yang sangat tergantung kepada ukuran tangan seseorang. Jadi kecenderungan konsumen untuk menggunakan berlebihan memang besar. Disamping itu, karena slogan-slogan pada iklan produk deterjen baik di media elektronik maupun media cetak, timbul persepsi konsumen bahwa busa banyak bisa mencuci lebih bersih. Padahal busa yang terlalu banyak bukan berarti deterjen menjadi lebih efektif, malah sebaliknya, daya cucinya terhambat. Selain itu keberadaan busa-busa di permukaan badan air menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian.

Oleh karena itu sebaiknya konsumen menggunakan takaran khusus untuk deterjen dan produsen menyediakan alat takar tersebut di dalam kemasan produknya.

Penjelasan tentang Deterjen

Dikutip dari kompas, 28 Mei 2001

MENCUCI pakaian? Gitu saja kok repot... Gunakan deterjen saya, busanya melimpah, wanginya harum dan tangan tetap lembut...Iklan deterjen demikian rutin mengisi acara favorit di media elektronik. Semuanya berusaha merebut hati konsumen dengan iklan yang kreatif-kadang bombastis. Klaim yang ditawarkan juga kadang berlebihan, seperti mampu menghilangkan semua noda, warnanya tetap cemerlang, pengharum pakaian, hingga tangan tetap lembut.

Benarkah demikian? Banyaknya pilihan produk yang diinformasikan melalui iklan memang bisa jadi menguntungkan konsumen. Tetapi konsumen tetap perlu berhati-hati, karena kesalahan memilih produk akan merugikan konsumen sendiri. Oleh karena itu, informasi yang sesungguhnya mengenai produk harus benar-benar diketahui konsumen. Misalnya, daya pembersih deterjen yang secara samar terinformasikan melalui bahan aktif produk dan cara pakai produk yang tercantum pada label. Begitu juga dampak deterjen terhadap kesehatan dan lingkungan, merupakan informasi tambahan yang dapat menentukan ketika konsumen
mempertimbangkan untuk memilih suatu produk

Daya pembersih deterjen

Deterjen merupakan sediaan pembersih yang terdiri dari zat aktif permukaan (surfaktan), bahan pengisi, pemutih, pewangi (bahan pembantu), bahan penimbul busa, dan optical brightener (bahan tambahan yang membuat pakaian lebih cemerlang).

Surfaktan merupakan bahan utama deterjen. Pada deterjen ini, jenis muatan yang dibawa surfaktan adalah anionik. Kadang ditambahkan surfaktan kationik sebagai bakterisida (pembunuh bakteri). Fungsi surfaktan anionik adalah sebagai zat pembasah yang akan menyusup ke dalam ikatan antara kotoran dan serat kain. Hal ini akan membuat kotoran menggulung, lama kelamaan menjadi besar, kemudian lepas ke dalam air cucian dalam bentuk butiran.

Agar butiran ini tidak pecah kembali dan menempel di kain, perlu ditambahkan jenis surfaktan lain yang akan membungkus butiran tersebut dan membuatnya tolak menolak dengan air, sehingga posisinya mengambang. Ini untuk memudahkannya terbuang bersama air cucian.

Pada umumnya kotoran yang dapat dihilangkan surfaktan adalah yang berasal dari debu atau tanah. Bila kotoran lebih berat seperti noda makanan dan noda darah, perlu ditambahkan enzim tertentu seperti enzim pengurai protein atau lemak. Namun, jika nodanya sudah lama, akan sukar sekali dihilangkan karena antara noda dan serat kain dapat terjadi reaksi polimerisasi yang menyatukan noda dengan kain. Jadi klaim
yang menyebutkan dapat menghilangkan semua noda, harus dikritisi hati-hati.

Selain itu, daya pembersih deterjen juga tergantung pada bahan pengisi. Bahan pengisi ini berfungsi menetralisir kesadahan air atau melunakkan air, mencegah menempelnya kembali kotoran pada bahan yang dicuci dan mencegah terbentuknya gumpalan dalam air cucian. Tetapi jika air terlalu sadah, seperti yang terdapat di beberapa tempat di Jakarta, maka daya pembersih deterjen apa pun tidak akan optimal.

Kemampuan daya pembersih deterjen ini dapat ditingkatkan jika cucian dipanaskan karena daya kerja enzim dan pemutih akan efektif. Tetapi, mencuci dengan air panas akan menyebabkan warna pakaian memudar. Jadi untuk pakaian berwarna, sebaiknya jangan menggunakan air hangat/panas.

Sedangkan hubungan antara daya pembersih deterjen dengan bahan penimbul busa sama sekali tidak signifikan. Busa dengan luas permukaannya yang besar memang bisa menyerap kotoran debu, tetapi dengan adanya surfaktan, pembersihan sudah dapat dilakukan tanpa perlu adanya busa. Jadi, opini yang sengaja dibentuk bahwa busa yang melimpah menunjukkan daya kerja deterjen adalah menyesatkan.

Daya pembersih deterjen juga tidak dapat dikaitkan dengan harga. Dari suatu hasil uji yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), tidak ada kaitan signifikan antara harga dengan daya bersih deterjen.

Dampak terhadap kesehatan dan lingkungan

Bahan kimia yang merupakan bahan deterjen ada yang termasuk keras dan ada pula yang termasuk lunak. Keras-lunaknya deterjen tergandung pada kadar pH (tingkat keasaman atau kebasaan) jenis zat-zat kimia di dalam deterjen, terutama dari bentuk rantai kimia dan jenis gugus fungsi surfaktan.

Dari kadar pH deterjen yang sangat basa (9,5-12), diketahui bahwa deterjen memang bersifat korosif. Hal ini dapat mengakibatkan iritasi pada kulit. Sementara pada susunan rantai kimia surfaktan terdapat formulasi bahwa semakin panjang dan bercabang rantai surfaktan, akan semakin keras deterjen tersebut. Sedangkan dari jenis gugus fungsinya, maka gugus fungsi sulfonat bersifat lebih keras dibandingkan gugus fungsi karboksilat.

Deterjen yang keras dapat menimbulkan masalah pada kulit. Dari hasil survei YLKI, dapat diketahui keluhan yang biasanya dirasakan konsumen yaitu kulit terasa kering, melepuh dan retak-retak, kulit tangan gampang mengelupas, hingga timbulnya eksim kulit semacam bintik-bintik gatal berair di telapak tangan maupun kaki. Untuk mengatasi itu, sebaiknya konsumen menghindari kontak langsung kulit dengan deterjen. Kalaupun sudah terlanjur kontak, maka tangan/ kaki yang terkena harus cepat dibilas air bersih dan dikeringkan.

Selain itu, konsumen juga dapat memilih deterjen lunak, seperti deterjen cair. Bahan deterjen cair ini kurang menimbulkan iritasi karena rantai surfaktan-nya lebih pendek dari deterjen bubuk, tetapi daya pembersih deterjen cair ini lebih rendah dari deterjen bubuk. Jadi jika ingin aman, konsumen dapat memilih deterjen cair, tetapi jika ingin bersih dapat memilih deterjen bubuk.

Bagaimana seandainya deterjen terminum? Setelah melalui perjalanan panjang, deterjen dapat kembali hadir tersedia dalam air minum kita. Hal ini terjadi karena air sungai dan air tanah yang merupakan air baku untuk air minum banyak yang tercemar limbah deterjen yang tidak dapat terurai. Instalasi pengolahan air minum sendiri belum cukup memadai untuk mengeliminir kandungan deterjen karena kompleksitas susunan kimiawinya. Apalagi ujung rantai kimia deterjen bersifat terbuka sehingga ketika bertemu dengan zat kimia
lain di dalam bahan air akan gampang sekali membentuk reaksi kimia sangat kompleks.

Jadi, konsumen harus mulai memikirkan dampak jangka panjang memakai deterjen. Dampak terhadap kesehatan memang tidak kelihatan sekarang. Karena deterjen merupakan bahan kimia yang dapat terakumulasi di dalam jaringan tubuh, dikhawatirkan suatu saat akan timbul penyakit degeneratif semacam tumor atau kanker.

Untuk mencegah dampak lebih parah diperlukan kesadaran konsumen agar hanya memilih produk deterjen ramah lingkungan. Deterjen ramah lingkungan dapat dilihat dari logo pada kemasan produk deterjen, walaupun untuk membuktikan produk tersebut benar-benar ramah lingkungan harus melalui uji laboratorium. Konsumen juga dapat meminimalikan pemakaian deterjen karena pemakaian dalam kadar kurang atau maksimal sama dengan takaran yang dianjurkan sudah cukup.

Pemerintah dan produsen sendiri diharapkan dapat berkontribusi aktif dalam mengatasi masalah pencemaran limbah deterjen. Sayang, peraturan pemerintah mengenai hal ini belum memadai. Termasuk Standar Nasional Indonesia yang mensyaratkan 80 persen surfaktan harus dapat terurai, sementara dari daftar pilihan bahan surfaktan tidak terlihat jenis surfaktan yang dimaksud termasuk jenis ramah lingkungan. Sedangkan dari sisi produsen, tampaknya trend ke depan akan sulit menghindari keinginan konsumen yang semakin sadar bahwa pola konsumsi dapat berdampak bagi lingkungan.

(Ilyani S Andang, staf Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. )

Wonder membantu Menurunkan kadar LIMBAH PABRIK




Material Safety Data Sheet (MSDS)



Jumat, 01 Februari 2008

Wonder Ramah lingkungan







Wonder selain punya daya bersih yg ampuh tapi tetap ramah lingkungan karena terbuat dari enzyme bukan dari bahan kimia yang berbahaya, karena mampu menjadi booster protein Wonder bahkan bisa digunakan untuk mempercepat pertumbuhan ikan ataupun kura kura.